LEADERSHIP VS FOLLOWERSHIP
Tahun 2022 diawali dengan materi mengenai meningkatkan kualitas diri, judulnya Leadership Vs Followership
Leadership (re:kepemimpinan) mengenai memberi pengaruh kepada follower (re:pengikut)
Kenapa pebahasan ini penting bagi kita ketahui, karena leadership selalu melekat pada diri kita. Kita bakal memimpin minimal satu orang dalam hidup, yaitu diri kita sendiri. Setiap orang adalah leader (re:pemimpin) bagi dirinya sendiri.
Bagi teman-teman yang belum dalam posisi “leader” tetap perlu paham konsep dari leadership sebagai persiapan kita suatu saat menjadi leader yang sesungguhnya.
LEADER
Saya tidak akan mendefinisikan secara teori apa itu kepemimpian dan leader.
Setiap dari kita pasti memiliki konsep dalam kepala kita seperti apa itu kepemimpinan dan pemimpin.
Cukup hanya menjawabkan apa yang di harapkan dari leader ? Atau leader seharusnya seperti apa? Kita bakal sudah tahu apa konsep dari leadership.
Hal seperti apa yang bakal dikatakan seseorang menjadi good leader dan begitu juga sebaliknya, apa yang menyebakan orang dikatakan menjadi bad leader
Dalam forum terucaplah arti makna leader bagi mereka seperti : leader itu….
Mengayomi, mengajarkan, membawa kita ke arah yang lebih baik, bertanggungjawab, perhatian, tidak egois, mendelegasikan, peduli, baik dan lain sebagainya.
Sedangkan kapan dikatakan good leader, bakal melekat kata-kata sifat sebagai berikut : profesional, pintar, bertanggungjawab, seorang pembelajar, jujur, adil, tegas, bijaksana, peduli, menghormati dan banyak lagi lainnya.
Hal yang menarik adalah ketika ditanyakan seperti apakah bad leader itu, ternyata banyak dari mereka menyampaikan lebih sedikit dibandingkan kebalikannya, seperti : egois, suka marah-marah, menyuruh seenaknya, tidak memberikan contoh, tidak disiplin, tidak melakukan apa yang disampaikan.
Begitu banyak konsep yang ada dalam kepala kita mengenai konsep leadership. Namun, perlu kita ketahui bahwa tujuan dari seorang leader adalah menciptakan leader yang baru.
FOLLOWERSHIP
Materi mengenai leadership ini sering kita dapatkan di banyak tempat, namun materi mengenai followership sangat amat jarang, bahkan tidak pernah mungkin diseminarkan. Padahal, suatu leadership tidak bakal sukses jika anggota teamnnya tidak memiliki pemahaman bagaimana menjadi seorang follower yang baik.
Followership berarti tentang bagaimana menjadi seorang follower atau anggota yang baik mendukung leadernya.
“Seorang leader yang baik lahir dari seorang follower yang baik”
Quotes diatas sangat relevan karena seorang leader yang baik yang pernah menjadi follower yang baik pula. Bagaimana mungkin seorang leader paham cara memperlakukan followernya dengan benar jika ia tidak tahu apa yang pernah di rasakan pada saat menjadi follower.
Seperti biasa, definisi followership tidak saya ambil dari buku namun, cukup dengan menanyakan apa yang di harapkan dari seorang leader kepada followernya.
Follower harusnya seperti apa? Bagaimana seharusnya seseorang dikatakan a good follower ?
Good follower adalah seorang yang patuh, disiplin, menjalankan perintah, mengikuti arahan, mengerjakan tugas, loyal, mau belajar, sopan, hormat kepada atasannya, profesional dan lain sebagainya.
Hal yang menarik ketika ditanyakan bagaimana seseorang dikatakan bad follower adalah jawaban dari bad follower lebih banyak dibandingkan good follower.
A bad follower is : membangkang (kata cukup keras yang pertama kali mereka lontarkan), tidak patuh, mengabaikan, mau-mau na ji saja, masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri, tidak jujur, tidak mengerjakan, pura-pura baik, sering lupa dimana mukanya (cari muka), tidak loyal, tidak bisa menerima saran, baper alias bawa perasaan, tidak bisa diajak kerjasama, lain dikasih tahu dan lain dia tangkap, susah di kasih tahu dan banyak lagi.
Tentu ini menarik buat saya sebagai penyaji karena lebih banyak kata yang disampaikan seorang bad follower memberi arti kepada saya bahwa mereka lebih bisa melihat “contoh” (dalam kata petik ditegaskan) seseorang bad follower sekitar mereka. Jangan-jangan termasuk saya sendiri atau Anda yang menjadi contohnya.
Saya sampaikan bahwa, jika hal buruk jangan pernah membayangkan seseorang, tapi cocokkanlah hal yang buruk itu apakah saya yang dimaksud. Jika hal yang baik, sebisa mungkin kita membayangkan seseorang agar bisa menjadi contoh bagi kita supaya bisa menjadi seperti mereka.
Hal yang penting kita ketahui hubungan leader dan follower ini adalah hubungan dua arah. Artinya, orang yang kita anggap “toxic”, bukan berarti mereka memang toxic, tapi bisa jadi karena kita yang membuat mereka “toxic”.
Seorang follower yang membangkang misalnya, mereka membangkang bukan karena dia tidak patuh kepada leadernya, beliau membangkang karena pada saat kita memberi nasihat, kita menegur mereka di depan banyak orang. Siapa sih orang yang tidak enak hati jika ditegur di depan orang banyak.
Poinnya adalah bisa jadi mereka demikian, karena kita menjadi salah satu penyebabnya dan begitupun sebaliknya.
Menjadi leader yang baik adalah sebuah seni, tidak ada cara pasti untuk menjadi leader yang baik. Banyak cara menjadi leader yang baik, tergantung dari situasi dan kondisinya. Tugas bagi seorang leader haruslah mengulik bagaimana bisa membawa dan mengarahkan followernya agar bisa mencapai tujuan bersama.
Catatan bagi kita, terkadang menjadi follower juga bukanlah hal yang mudah. Di beberapa tempat saya temui yang memiliki banyak anggota. Selalu terbentuk dua kubu pendapat. Didalam forum kita bolehlah untuk berbeda pandangan. Namun, ketika sudah di putuskan, meskipun bukan pendapat kita yang diterima, jangan bersetengah hati dalam menjalankan, karena keputusan sudah terbentuk didalam forum. Seluruh anggota wajib mendukung dan menjalan hasil keputusan dari pemimpinnya.
A3 – 02.01.2022
Satu tanggapan untuk “LEADERSHIP VS FOLLOWERSHIP”